Siapakah kutu buku sejati di muka bumi ini? NOP World Culture Score Index pada 2017 membuktikan India adalah negara dengan masyarakat yang menghabiskan waktu terlama untuk membaca. Survey yang dilakukan terhadap 30 negara besar dunia itu menunjukkan rata-rata orang India menyisihkan waktu 10 jam 42 menit per minggu untuk membaca. Itu berarti sekira 1,5 jam per hari. Tak hanya buku cetak, melainkan juga membaca secara daring, maupun buku-buku elektronik.
Skor ini sebetulnya mengejutkan karena, meski berada pada posisi puncak, India memiliki tingkat literasi yang lebih rendah dari rata-rata dunia, yakni hanya sekira 74 persen. Angka ini pun sudah enam kali lebih baik dibandingkan pada saat India merdeka pada 1947.
Adapun Thailand, Cina, dan Filipina, yang posisinya berurutan di bawah India dalam skor tersebut, memiliki tingkat literasi di atas 90 persen. Thailand mencatat waktu 9 jam 24 menit per minggu, Cina 8 jam per minggu, dan Filipina 7 jam 36 menit per minggu.
Lalu di manakah posisi Indonesia?
Wah, kita masih berada jauh di bawah, tepatnya di posisi ke-17. Menurut survey, orang Indonesia menghabiskan waktu rata-rata hanya 6 jam per minggu atau kurang dari 1 jam sehari untuk membaca. Hasil penelitian Perpustakaan Nasional pada tahun yang sama pun menguatkan hal itu. Orang kita rata-rata hanya mampu menamatkan 5 hingga 9 buah buku dalam setahun.
Apa, sih, yang mendongkrak posisi India dalam pengindeksan ini? Ternyata alasan terbesarnya adalah munculnya gelombang kedua penulis India, juga keberadaan buku-buku elektronik. Perusahaan seperti Amazon dengan perangkat Kindle-nya telah memberikan sumbangan cukup besar untuk memenuhi kebutuhan membaca masyarakat India. Pada 2016 saja, Amazon mencatat kenaikan penjualan Kindle hingga 80 persen di India. Para pengguna Kindle di sana mengunduh 10 kali lebih banyak buku elektronik dibandingkan dengan pemesan buku versi cetak.
Sementara Cina membina kecintaan membaca masyarakatnya lewat program The Stone Soup Happy Reading Alliance (SSHRA). Program ini tidak berfokus pada keterampilan membaca, melainkan lebih pada membangun atmosfir yang mendorong orang untuk lebih cinta buku.
Mereka membanjiri sekolah dari perkotaan hingga pedesaan dengan buku, menyusun waktu khusus untuk membaca, dan para pengajar di institusi pendidikan yang menggalakkan membaca pada siswa atau mahasiswanya. Mereka tak hanya membaca buku, melainkan juga membuat drama dari bacaannya, sekaligus memainkannya, kembali ke tradisi lisan Cina.
Tapi bagaimana mendorong diri kita sendiri agar mampu menyediakan lebih banyak waktu untuk membaca?
1. Belilah buku versi audio
Anda bisa mendengarkannya di mana saja, kapan saja, sambil jogging sekalipun. Banyak sekali tautan di internet, maupun aplikasi yang bisa Anda gunakan untuk mengunduh audiobook berbayar, maupun gratis.
2. Membaca di sasana olahraga
Saat ini, beberapa alat gym, seperti sepeda statis, sudah dilengkapi dengan tatakan buku atau wadah untuk menaruh tablet. Jadi, sambil mengolah tubuh, Anda bisa meneruskan membaca buku-buku kesukaan Anda. Buat yang malas berolahraga, cara ini malah bisa membuat Anda lupa beratnya latihan dan tahu-tahu waktu olahraga pun selesai.
3. Bawa buku ke mana pun Anda pergi
Dengan begitu, kapan saja punya waktu, misalnya pada saat mengantre, menunggu, sarapan, atau istirahat makan siang, Anda dapat membacanya. Pilih buku-buku yang ringan dibawa atau beli perangkat buku elektronik. Sekarang juga cukup banyak buku cetak yang dibuatkan versi poketnya. Bagusnya, Anda memilih buku-buku bacaan ringan untuk dibaca on-the-go macam begini, tapi kalau Anda tipe yang tetap dapat menikmati membaca buku-buku yang lebih berbobot dalam situasi seperti ini, silakan saja.
4. Membaca di toilet
Ini mungkin sudah sering Anda lakukan, tapi alih-alih membawa ponsel untuk membuka-buka media sosial atau chatting, gantilah dengan perangkat buku elektronik atau buku-buku cetak. Hati-hati saja dengan buku-buku dan perangkat buku elektronik Anda, jangan sampai terkena air. Tahukah Anda kalau Presiden Soekarno menyediakan meja berlaci khusus di kamar mandinya, sehingga dia bisa mudah mengambil buku dan membacanya tiap kali ke toilet?
5. Membaca pada saat bangun tidur dan berangkat tidur
Peluang seperti ini menjadikan membaca buku sebagai bagian dari rutinitas Anda sehari-hari. Kedua waktu ini pun sangat baik karena pikiran Anda sedang berada pada kondisi yang paling fleksibel dan suasana di sekitar Anda pun kemungkinan besar sedang tenang. Pas untuk membaca.
Tapi, membaca di tempat atau di saat seperti itu pasti sulit untuk berkonsentrasi. Bisa-bisa, bahan bacaan yang dibaca hanya terlewat begitu saja, tanpa ada yang menempel di kepala.
Hal itu tidak akan Anda alami kalau Anda mengetahui teknik membaca cepat. Dengan teknik membaca cepat ini, Anda dapat mengetahui strategi membaca yang cepat, namun tetap efektif dan efisien. Jadi, manfaat membaca tetap dapat Anda rasakan, meskipun Anda harus membaca bukan di kamar tidur atau tempat yang memang nyaman untuk membaca.
Presenta Edu mengadakan pelatihan Membaca Cepat dan Mind Map. Pelatihan ini akan membantu Anda untuk dapat semakin mengefektifkan waktu untuk membaca. (*)
Download Buku "Speed Reading for Beginners"
Bagaimana membaca 2 kali lebih cepat.
Telah didownload lebih dari 30.000 orang.
Download Sekarang.
mmm semua saya sudah tau min
tapi yang sulit adalah mengamalkannya
mmm sulit banget
pengen bawa buku ke mana2 tapi agak gengsii
hee
apa lagi sudah lulus kuliah
he